Selamat Datang Di Blog saya | Yulianto Catur Nugroho

Sunday, July 13, 2014

Majelis Riyadlul Jannah

Majelis Maulid Wat Ta'lim Riyadlul jannah adalah majelis pembacaan maulid simthuduror yang di karang oleh al Habib Ali bin Muhammad bin Husin al Habsy yang di rangkai dengan majelis Ta'lim Berawal dari isyaroh yang di dapatkan oleh sang pengasuh yaitu KH. Abdurochim Syadzily yang mana sebelumnya beliau telah mengadakan majelis manaqib Syech Abdul Qodir Al jailani yang telah berjalan kurang lebih 1 tahun Beliau mendapat isyaroh bermimpi berziarah ke makam nabi Muhammad Saw. bersama - sama dengan para jama'ah, dalam mimpi beliau pengasuh memerintahkan para jama’ah untuk mendahului masuk ke makam rosululloh , setelah seluruh jama’ah selesai masuk dari maqom rosululloh baru beliau pengasuh masuk ke maqom rosululloh dengan sendirian.

Sewaktu beliau pengasuh berada di hadapan maqom rosululloh (di dalam ruangan maqom rosululloh) beliau pengasuh mulai bermunajat hingga meneteskan air mata, beliau memohon syafa’at kepada rosululloh, setelah itu beliau Rosululloh saw mengulurkan tangan beliau yang mulia kepada pengasuh, maka diciumlah tangan yang mulia Rosululloh saw sekaligus di pegang erat oleh pengasuh sampai beliau pengasuh terjaga dari tidurnya, sehingga membekas bau harum tangan yang mulia Rosululloh saw yang melekat pada tangan pengasuh. Setelah beberapa bulan dari isyaroh mimpi tersebut, beliau pengasuh berziarah kepada Habib Anis bin Alwi Al Habsy Solo yaitu salah satu dari cucu pengarang maulid simthuduror. Beliau Habib Anis bin Alwy Al habsy memberi Ijazah Kepada pengasuh untuk menyebarluaskan maulid simthuduror di daerah pengasuh. Walhamdulillah dengan amanat yang mulia ini oleh pengasuh dilaksanakan dengan istiqomah sebagai jalan untuk dakwah.

Pada awal perjalanan dakwah safari maulid yang diadakan oleh pengasuh, beliau mulai menyebarluaskan maulid simthuduror di pondok pesantren Riyadlul Jannah yang di asuh oleh beliau sendiri, beliau mengadakan pembacaan maulid dengan para santri setiap malam menjelang subuh, kemudian beliau mengadakan pembacaan maulid setiap satu bulan sekali yaitu setiap jum’at legi malam sabtu pahing. Pada awal dibukanya majelis setiap satu bulan tersebut, hanya di hadiri oleh beberapa orang saja, yang mana majelis maulid tersebut di dukung oleh para habaib, terutama oleh habib Muhammad bin aqil dan Al Ustadz Al habib Anis bin Syihab.Setelah beberapa tahun berjalan para jama’ah yang mengikuti majelis tersebut mulai memiliki keinginan untuk mengadakan majelis pembacaan maulid di tempat mereka masing – masing, kemudian bersama dengan pengasuh kegiatan itu pun mulai terwujud. Dimulai di mushola - mushola kecil di daerah purwodadi, lawang dan singosari, saat itu harinya pun belum teratur. Setelah berjalan beberapa bulan dengan di dasari permintaan pembacaan maulid yang mulai meningkat, oleh pengasuh acara pembacaan maulid di serempakkan harinya yaitu hari sabtu malam ahad ( setiap satu minggu sekali ) kemudian bersama dengan Al Ustadz Habib Anis bin syihab lawang dan Al Habib Aqil bin Ali bin Aqil Malang beliau pengasuh mulai mengadakan safari maulid berkeliling dari masjid ke masjid hingga sampai saat ini.

Pada bulan Robi’ul Awwal Th 1430 H (2009 M) beliau pengasuh majelis maulid wat ta’lim Riyadlul Jannah mendapatkan isyaroh untuk mengadakan safari maulid 40 malam yang sebelumnya beliau sudah memulainya sendiri yaitu setiap bulan Robi’ul awwal beliau mengadakan pembacaan maulid simthuduror 40 malam berturut – turut dengan para santri beliau. Pada awalnya untuk menunjuk 40 tempat yang akan di tempati pada safari 40 malam tersebut beliau pengasuh menawar-tawarkan kepada ta’mir masjid di sekitar malang Raya, hal itupun tidak berjalan dengan mudah karena masih banyak orang yang belum mengenal maulid simthuduror. Setelah diadakan safari maulid 40 malam pada tahun 1430 H (2009M) jama’ah dari pada majelis maulid wat ta’lim Riyadlul jannah mulai bertambah hingga ribuan jama’ah yang mengikutinya. Akhirnya tidak seperti safari maulid 40 malam yang pertama, untuk safari maulid yang ke dua yaitu safari maulid 40 malam Th 1431 H ( 2010 M ), beberapa bulan sebelum di mulainya, jadwal 40 malam telah penuh, bahkan sampai - sampai banyak tempat yang tidak mendapatkan bagian untuk di tempati. Inilah secuil dari kisah perjalanan majelis Maulid Wat ta’lim RIYADLUL JANNAH yang semoga majelis ini akan berjalan sampai hari akhir dan dapat membentengi umat islam dari aqidah – aqidah yang tidak benar.

Mukadimah

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Segala puji hanya milik Allah swt. Salawat serta salam kepada Rasulullah Saw.Berkat limpahan rahmatnya penulis dapat membuat blog yang berisi Informasi dan Pengetahuan tentang Majelis Ta'lim dan Dzikir yang ada di Indonesia.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Guru dan teman saya, yang telah membantu saya membuat blog ini.
Dalam pembuatan dan penulisan artikel, penulis menyadari masih banyak kekurangannya. Karena kesempurnaan hanyalah milik Allah swt.

Maka dengan itu penulis mengharapkan kritik dan saran apabila ada kesalahan dalam penulisan di blog ini.
Sekian.

Majelis Ahbabul Musthofa

Habib Syech bin Abdulqadir Assegaf adalah salah satu putra dari 16 bersaudara putra-putri Alm. Al Habib Abdulqadir bin Abdurrahman Assegaf ( tokoh alim dan imam Masjid Jami' Asegaf di Pasar Kliwon Solo), berawal dari pendidikan yang diberikan oleh guru besarnya yang sekaligus ayah handa tercinta, Habib Syech mendalami ajaran agama dan Ahlaq leluhurnya. Berlanjut sambung pendidikan tersebut oleh paman beliau Alm. Habib Ahmad bin Abdurrahman Assegaf yang datang dari Hadramaout. Habib Syech juga mendapat pendidikan, dukungan penuh dan perhatian dari Alm. Al-Imam, Al-Arifbillah, Al-Habib Muhammad Anis bin Alwiy Al-Habsyi (Imam Masjid Riyadh dan pemegang magom Al-Habsyi). Berkat segala bimbingan, nasehat, serta kesabaranya, Habib Syech bin Abdulkadir Assegaf menapaki hari untuk senantiasa melakukan syiar cinta Rosull yang diawali dari Kota Solo. Waktu demi waktu berjalan mengiringi syiar cinta Rosullnya, tanpa di sadari banyak umat yang tertarik dan mengikuti majelisnya, hingga saat ini telah ada ribuan jama'ah yang tergabung dalam Ahbabul Musthofa. Mereka mengikuti dan mendalami tetang pentingnya Cinta kepada Rosull SAW dalam kehidupan ini.

Ahbabul Musthofa, adalah salah satu dari beberapa majelis yang ada untuk mempermudah umat dalam memahami dan mentauladani Rosull SAW, berdiri sekitar Tahun1998 di kota Solo, tepatnya Kampung Mertodranan, berawal dari majelis Rotibul Haddad dan Burdah serta maulid Simthut Duror Habib Syech bin Abdulkadir Assegaf memulai langkahnya untuk mengajak ummat dan dirinya dalam membesarkan rasa cinta kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW.

Majelis Rasulullah SAW

Nama Majelis Rasulullah dalam aktifitas dakwah ini berawal ketika Habib Munzir Almusawa lulus dari Studynya di Darulmustafa pimpinan Al Allamah Al Habib Umar bin Hafidh Tarim Hadramaut, Yaman. Beliau kembali ke Jakarta dan memulai berdakwah pada tahun 1998 dengan mengajak orang bertobat dan mencintai nabi saw yang dengan itu ummat ini akan pula mencintai sunnahnya, dan menjadikan Rasul saw sebagai Idola.

Habib Munzir mulai berdakwah siang dan malam dari rumah kerumah di Jakarta, ia tidur dimana saja dirumah-rumah masyarakat.Bahkan pernah ia tertidur di teras rumah orang karena penghuni rumah sudah tidur dan ia tak mau membangunkan mereka di larut malam. Setelah berjalan kurang lebih enam bulan,Habib Munzir memulai membuka Majelis setiap malam selasa dimana beliau mengikuti jejak gurunya Al Habib Umar bin Hafidz yang membuka Majelis minggu-an setiap malam selasa, dan ia pun memimpin Ma'had Assa'adah, yang di wakafkan oleh Al Habib Umar bin Hud Alattas di Cipayung, setelah setahun, munzir tidak lagi meneruskan memimpin ma'had tersebut dan melanjutkan dakwahnya dengan menggalang majelis-majelis di seputar Jakarta.

Habib Munzir membuka majelis malam selasa dari rumah kerumah, mengajarkan Fiqh dasar, namun tampak ummat kurang bersemangat menerima bimbingannya, dan Hb munzir terus mencari sebab agar masyarakat ini asyik kepada kedamaian, meninggalkan kemungkaran dan mencintai sunnah sang Nabi saw, maka Hb Munzir merubah penyampaiannya, ia tidak lagi membahas permasalahan Fiqih dan kerumitannya, melainkan mewarnai bimbingannya dengan nasehat-nasehat mulia dari Hadits-hadits Rasul saw dan ayat Alqur'an dengan Amr Ma'ruf Nahi Munkar, dan lalu beliau memperlengkap penyampaiannya dengan bahasa Sastra yang dipadu dengan kelembutan ilahi dan tafakkur penciptaan alam semesta, yang kesemuanya di arahkan agar masyarakat menjadikan Rasul saw sebagai idola, maka pengunjung semakin padat hingga ia memindahkan Majelis dari Musholla ke musholla, lalu Musholla pun tak mampu menampung hadirin yang semakin padat, maka Munzir memindahkan Majelisnya dari Masjid ke Masjid secara bergantian.

Mulailah timbul permintaan agar Majelis ini diberi nama, Habib Munzir dengan polos menjawab, "Majelis Rasulullah?", karena memang tak ada yang dibicarakan selain ajaran Rasul saw dan membimbing mereka untuk mencintai Allah dan Rasul Nya, dan pada dasarnya semua Majelis taklim adalah Majelis Rasulullah saw.

Alamat Majelis Rasulullah: Jl Cikoko Barat V, RT 03/05, No 66, Kelurahan Cikoko, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan

Dikutip dari : http://www.majelisrasulullah.org/

Majelis Nurul Musthofa

MAJLIS NURUL MUSTHOFA
       
Majlis Nurul Musthofa adalah salah satu media untuk mendekatkan diri kepada Allah dan Rasulullah SAW, yang didirikan pada tahun 2000 oleh Al Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf. Nurul Musthofa diambil dari nama Rasulullah SAW yang artinya “Cahaya Pilihan”. Bermula dari pengajian Al-Qur’an dan Zikir-zikir yang keliling dari rumah-kerumah.  
       
Pada tahun 2001 dengan izin Allah SWT, Majlis Nurul Musthofa kedatangan Al Habib Umar Bin Muhammad Bin Hafidz.BSA dan Al Habib Anis Bin Alwi Al Habsyi, nama ini di ijazahkan dan diresmikan oleh beliau-beliau, maka pada tahun yang sama pertama kali dikenalkan sejarah Rasulullah SAW dengan pembacaan Al-Qur’an, Zikir-Zikir dan nasehat agama yang berkembang pesat yang bermula dari 10 orang sehingga menjadi ratusan orang.  
       
Maka pada tahun 2002, berdatangan kembali para ulama-ulama dari Saudi Arabia, Yaman, Madinah, Malaysia, dan banyak lagi para ulama yang memberikan ilmu-ilmu Allah diantaranya Al Habib Salim Assyatiri yang memberi ijazah membaca 129 kali Yaa Latif sehabis Sholat kepada para Jama’ah.  
     
Pada tahun 2003, Majlis Nurul Musthofa mulai berpindah-pindah tempat yang asalnya dari rumah menuju ke Masjid-Masjid, sehingga hamper kurang lebih 50 Masjid mendakwahkan ilmu-lmu agama dengan pembacaan kitab Nasahadiniyyah, yang dikarang oleh Al Habib Abdulloh Bin Alwi Al Haddad.  
     
Pada tahun 2004, Majlis Nurul Musthofa dari yang ratusan menjadi ribuan orang, yang ditambah orang dengan Mo’idzoh Hasanah oleh guru-guru diantaranya, KH. Abdul Hayyie Naim, Ust. Adnan Idris, Ust. Imam Wahyudi, dan mashi banyak lagi yang lain untuk mendakwahkan ilmunya dan menuangkan ilmunya di Majlis Nurul Musthofa.  
       
Pada tahun 2005, Majlis nurul Musthofa mengokohkan yayasan “Nurul Musthofa”, yang diketuai oleh saudaranya Al Habib Abdulloh Bin Ja’far Assegaf dan Al Habib Musthofa Bin Ja’far Assegaf, maka mendapatkan izin resmi dari Departemen Agama RI.              

Pada tahun 2006, Majlis Nurul Musthofa berkembang pesat dari 50 Masjid menjadi 250 Masjid di Jakarta, Syiar ini diterima oleh semua kalangan, dan pada tahun ini pula berdiri rumah kediaman Al Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf di Jakarta sebagai sekretariat Nurul Musthofa. Pada tahun 2007, Majlis Nurul Musthofa mendirikan Majlis sementara yang sedang dibangun seluas 700 meter dibelakang rumah kediaman Al Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf, yang Insya Allah akan berdiri pada tahun 2008 sebagai aktifitas pengajar sehari-hari di Majlis Nurul Musthofa.

Dikutip Dari : http://www.nurulmusthofa.org/